kerja mereka kerja kita….

selama30 hari magang, banyak yang saya pelajari, terutama fokusnya orang jerman saat bekerja. jujur kalo melihat disana dan membandingkan dengan apa yang sering saya lakukan di sini, sangat jauh berbeda dari segi efektifitas maupun hasil yang dicapai. padahal fak ta menunjukan kalau jam bekerja mereka tidak lebih banyak dari kita yang di Indonesia…
dan ternyata benar

Rata-rata jam kerja orang Jerman 35 jam per minggu atau sama dengan 7 jam per hari, Bandingkan dengan jam kerja kita di Indonesia?  8 jam per hari,

Bagi orang Jerman, jam kerja artinya ya jam untuk bekerja.
Saat karyawan bekerja, dia gak boleh melakukan apapun selain kerjaannya. Jadi gak ada Facebook, belanja online, Instagram, Chatting, Ngaskus. Kebiasaan berlagak sibuk (padahal lagi nge-chat Whats App atau dagangan online)
Ketika sedang bekerja orang Jerman terkenal sangat fokus dan rajin, kamu bisa datang dan pergi dari kantor sewaktu-waktu asalkan sudah menyelesaikan pekerjaanmu. Jadi, tak ada aturan ketat masuk jam 9 pulang jam 5. Mereka selalu berusaha fokus dan cekatan dalam bekerja, sehingga produktivitas yang tinggi bisa tercapai dalam waktu yang singkat.
saat Magang di festo, di sebelah ruangan tempat saya magang saya melihat orang jerman yang perawakannya mirip dengan indro warkop saat beliau berambut gondrong, hanya tambah brewokan sedikit. Yang saya amati bukan perawakan atau gaya dia dandan, tetapi saat dia mulai masuk kantor, tidak sekalipun saya melihat beliau menggunakan handphone, beliau fokus di pekerjaan merakit alat kontrol, saat jam istirahat saya melihat beliau memanfaatkan waktu istirahat tanpa membicarakan masalah kerja, setelah masuk baru fokus kerja lagi… ini pengalaman saya, yang mungkin harus kita tiru saat bekerja.

Orang Jerman memisahkan pekerjaan dari kehidupan pribadi dengan seimbang
Karena fokus yang mereka curahkan bagi pekerjaan begitu intens dan mereka begitu produktif saat di kantor/pabrik, selesai jam kantor mereka manfaatkan buat istirahat. Mereka gak terlalu suka hang out atau ngopi-ngopi dulu bareng teman sekantor. Karena pada umumnya orang Jerman benar-benar menghargai batasan antara kehidupan pribadi dan kehidupan profesionalnya. Bahkan pemerintah Jerman berencana untuk melarang pengiriman email yang berhubungan dengan kerjaan setelah jam 6 sore, supaya pekerja di sana bisa beristirahat.

Bagi mereka, hari libur benar-benar dimanfaatkan untuk berlibur. Akhir pekan dimanfaatkan untuk bercengkrama dengan keluarga dan berbaur dengan masyarakat melalui komunitas minat khusus seperti klub musik, klub olahraga, klub pecinta binatang, klub hiking dan sebagainya.
dan ketika operator malam, bekerja kondisi ruang disesuai dengan waktu dimana dia bekerja sehingga saat pulang pekerja bisa mengikuti irama tubuh yang menyesuai kan lingkungan sehingga tubuh bisa untuk beristirahat tanpa penyesuaian lagi..

Para karyawan di Jerman jarang melakukan rapat dan pertemuan
Kalau kultur kerja di Indonesia terbiasa dengan kebiasaan beramah-tamah, santai dan lebih banyak basa-basi demi menjalin keakraban, kultur kerja di Jerman menitikberatkan pada kualitas, bekerja secara individu, dan segera pulang setelah selesai pekerjaannya. Memang benar mereka lebih suka bekerja sendiri dan tertutup jika itu dipandang bagus buat diri dan kantornya. Seringkali mereka mengambil istirahat siang yang panjang agar bisa bekerja di luar kantor dan lebih fokus. Jadi, jangan heran melihat mereka jarang ngumpul buat rapat atau ngobrol soal kerjaan. Bagi mereka, less social time is more work time

Kualitas jauh lebih dipentingkan daripada kuantitas
Kultur kerja yang diterapkan orang Jerman sekali lagi menegaskan bahwa kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas. Saat kita membanggakan diri dengan jumlah jam kerja dan lembur yang kita lakukan buat kantor dan perusahaan, orang Jerman lebih mengutamakan kualitas dari hasil pekerjaan. Kualitas itu didapatkan dengan fokus, efisiensi dan dedikasi tanpa kompromi di tempat kerja.
Mereka memblokir semua gangguan dari luar dan dalam diri demi menyelesaikan kewajiban, lalu segera kembali ke keluarga dan komunitas untuk memelihara keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. Lagipula, buat apa pamer sudah kerja lembur hingga 12 jam kalau sebagian besar pekerjaannya diisi oleh membuka Facebook, ngerumpi, serta berbasa-basi?

Kultur kerja masyarakat Jerman memang gak bisa disamakan dengan gaya di Indonesia. gaya kerja di instansi kita yang cendderung banyak berkoordinasi dan memgutamakan banyak kebersamaan mungkin sedikit berbeda denan budaya mereka.
setidaknya Keuletan dan usaha mereka menyeimbangkan antara ‘work’ dengan ‘play’ bisa kita tiru.
komunikasi langsung pada intinya bisa menghemat waktu, efisiensi, dan memperjelas percakapan antar rekan kerja. Menutup media sosial saat bekerja akan membantu fokus dan gak mudah terdistraksi. Lalu, nikmatilah akhir pekan kamu tanpa gangguan smartphone dan internet agar otak kamu lebih bugar saat kembali ke kantor nanti

bismillah semoga bisa mendapat manfaat dari pekerjaan yang kita lakukan

Hasil magang

 

 

Modul  ini hasil dari belajar saat magang…

mudah mudahan bisa bermanfaat untuk guru dan siswa,

 

https://psmk.kemdikbud.go.id/konten/2722/fundamental-direct-current-resistor

 

 

E0ZJsDz4jEYMMDAMFBpAoijNABVOx5pA6FJu6QNr

17 Juli 2014

Semangat dari seorang bapak ……

Bener bener tertegun dengan ucapan bapak ini. USia boleh tua tapi semanga untuk mengajar luar biasa.

semua peserta tertegun dengan gaya bicara yang lugas dan tegas…
” SIMULASI DIGITAL ADALAAAAAHHH……… ^&-0*()(&%&^%$%#&^%………. Blarrrrr suara meledak…

 

SAlut….. saluttt… walaupun sudah sepuh tapi bener2 melek IT dan membuat melek teman2…

dah… besok ketemu lagi pak…. kejutkan saya dengan suara bapak dan semangat bapak….

VEDC

101_0077.jpg

Trainer untuk mesin pengaduk cairan

Trainer untuk mesin pengaduk cairan

Trainer pencampur air

Trainer pencampur air